Rabu, 21 November 2012

0 MY DIARY



21 Agustus 2010
Arlojiku menunjukkkan pukul  4.50. Hampir satu jam aku di terminal, bis jurusan Malang tak kunjung datang. Hari Sudah hampir gelap. Aku khawatir akan sampai di Malang malam hari. Jarak Surabaya ke Malang menghabiskan waktu 3 jam. Di tambah lagi dengan macetnya. Yahhhhh pekerjaan yang paling membosankan adalah “menunggu”. Tapi bersyukur tepat pukul 5.00 bis jurusan Malang tiba. Akhirnya aku bisa bernafas lega. Cukup sepi juga ternyata para penumpangnya. Aku mengambil tempat dudk nomor 2 dari depan tepatnya sebelah jendela. Bis melaju kencang. Ku ambil ponsel dari dalm tasku dan kukirim sms pada ayah dan ibuku bahwa aku sudah berangkat.


Ada seseorang yang menggoyang-goyang pundakku. Ternyata aku tertidur. Hmmm tak terasa. Aku terkejut saat melihat sudah ada seorang wanita yang duduk di sebelahku. Aku tersenyum padanya dengan agak heran. Ia pun membalas senyumku. Dia memintaku untuk membayar ongkos pada si kernet bis. Aku rupanya lupa. Hmm selesai membayar aku menanyakan namanya. Kami pun berkenalan. Namanya Orin. Parasnya cantik dan cara bicaranya pun lembut. Dia dan aku ternyata punya tujuan yang sama yaitu Malang. Dan bahagianya lagi dia juga akan berada satu kampus denganku.  Karena kita punya tujuan yang sama. Akhirnya kita memutuskan untuk mencari kosan bersama-sama.

10 September 2010
Awal aku masuk kuliah, hari pertamaku masuk di perguruan tinggi. Banyak wajah-wajah baru yang belum kukenal. Aku bisa menebak bahwa mereka berasal dari berbagai penjuru daerah yg berbeda-beda dan pastinya dari kelas Ekonomi yang berbeda-beda pula. Dan hanya Orin lah satu-satunya orang yang baru kukenal. Hingga kemana pun Orin pergi aku akan mengikutinya. Dimana pun kita selalu bersama-sama. Mungkin juga karena aku dan Orin punya banyak kesamaan, baik dari tanggal lahir, hobbi, tempat-tempat yg disukai, makanan favorit, sampai cara makan kami pun sama yaitu tidak suka menggunakan sendok ketika makan. Aku begitu nyaman berteman dengannya. Tidak hanya baik dia juga terkadang cukup humoris. Kamar kami pun tak pernah sepi dari lelucon-leluconnya.

Hari pertamaku di kampus berlalu begitu cepat. Mungkin karena aku begitu menikmati dunia baruku. Selesai mandi dan berganti pakaian, aku menghidupkan kompor untuk  memasak mie instant. Ternyata siang tadi aku melewatkan waktu makan siangku. Hingga malam ini aku benar-benar merasa kelaparan layaknya orang yang seminggu tak makan. Setelah matang, aku menyantapnya dengan rakus sampai tak menyadari Orin memperhatikanku sambil menahan tawa. Aku hanya bisa tersipu malu.

Selesai makan aku membantu Orin merapikan kamar. Dan saat aku menyapu bagian bawah ranjang tidur kami, kecoa muncul dan berlari ke arahku. Aku berteriak-teriak ketakuatan. Orin lagi-lagi tertawa melihat sikapku.  Tapi bersyukurnya meski menertawaiku Orin membantuku membunuh kecoa itu. Ia benar-benar layaknya Wonder Women bagiku. Selalu saja bisa berubah menjadi sesuatu pada saat-saat darurat. Haha

16 Januari 2011
Semester pertama hampir berakhir. Tinggal 2 minggu lagi aku akan menghadapi ujian akhir. Selama hampir satu semester ini pun aku selalu berada satu kelas dengan Orin. Ternyata Orin juga salah satu mahasiswa pintar di kelas. Tidak hanya pintar dalam berbicara, dia juga pintar dalam menyelasaikan problematika yang ada dalam matakuliah. Dan dia begitu menonjol dalam bidang desaign grafis, mungkin karena itu jurusan kami, jadi tak heran jika ia menguasai bidang tersebut. Orin juga aktif dalam organisasi. Kepiawaiannya dalam membawakan sesuatu membuatnya terpilih sebagai ketua BEM (Badan Eksekutif Mahasiswa). Yahhh kalau di Indonesia kita bisa bilang semacam DPR lah. Jadi meski masih semester satu nama Orin begitu terkenal. Siapa yang tak kenal nama Orin. Berbeda denganku justru aku adalah kebalikan dari popularitas Orin yaitu menjadi Orang Cupu.

Ujian berlangsung. Aku selalu duduk di sebelah Orin. Dia juga selalu nyaman ketika aku duduk di sampingnya. Meski dia tau aku akan minta jawaban padanya. Yahhh istilah lainya nyontek gitu. Tapi dia memberikanya dengan Cuma-cuma. Wahh benar-benar gak nyesel bisa kenal dia. Hasil ujianku pun alhamdulillah memuaskan meski tak seperti Orin dengan nilai IP 4. Tapi aku tetap bahagia mendapatkan IP 3,4. Karena menurut ku IP 3 sudah lebih dari cukup untukku. Setelah hasil ujian kami dapat. Aku dan Orin pulang ke kampung kita masing-masing.

12 Maret 2011
Semester dua.  Setelah libur kurang lebih satu bulan, ternyata memberikan ku rasa begitu rindu pada Orin. Saat sampai di kamar kos ku pun aku belum melihat Orin. Karena perjalanan yang lumayan lama, ternyata aku merasan lelah yang luar biasa. Di tinggal selama satu bulan ternyata membuat kamarku ini penuh debu. Namun aku memutuskan untuk tiduur sejenak untuk menghiolangkan rasa lelahku.

Selesai membersihkan kamar dan menata semua barang2 ku. Lalu HP ku berdering. Sms dari Orin. Dia bilang dia nanti sore akan sudah berada di Malang. Hmmm ternyta dia  agak telat datangya dari ku. Selesai mandi dan makan, aku membaca buku sambil mendengarkan musik. Sore itu benar , Orin tiba. Dari kejauhan dia meneriaki namaku. Akupun membalasnya. Saat dia sampai di kamar, kami berpelukan untuk melepaskan rindu. Aku begitu senang karena Orin membawa banyak makanan. Wajarlah dia adalah berasal dari orang yang berada. Uang jajanyapun setiap bulanya jauh berbeda denganku. Yahh kurang lebih 3x lipatnya dari uang sakuku. Tapi dia tak pernah sombong atau pelit. Justru saat aku tidak punya uang atau kehabisan uang dan orang tuaku belum mengirimi aku, dia akan memberiakanya kepda ku dengan tanpa minta aku mengembalikanya. Hmmmm. Setelah itu Orin mengajaku makan. Terpaksa aku makan lagi walau pun aku sudah makan. Sambil makan kami saling bertukar cerita selama liburan. Canda tawa juga menyertai cerita kami.

Aku agak terlambat bangun. Dan sudah tak melihat Orin di kamar. Dia hanya meninggalkan sebuah pesan yang ia tulis di kertas. Bahwa iya harus ke kampus lebih awal karena adanya rapat anggaota BEM. Aku bisa memakluminya. Aku pun beranjak dari tempat tidurku dan bergegas ke kamar mandi.

Di kampus, aku sedikit kesepian. Karena hari ini Orin izin tidak masuk kelas karena ada acara pengrekrutan mahasiswa berprestasi. aku yang tentu tak mengikuti acara tersebut  memilih pergi ke kantin untuk mengisi perut ku. Setelah memesan makanan dan membayarnya, aku mencari tempat yang nyaman. Mata ku  mencari2 kursi yang kosong. Tapi belum ku temukan. Begitu ramainya kantin hingga aku tak bisa menemukan kursi kosong. Syukurnya aku menemukan kursi kosong paling belakang dan paling pojok di ruangan itu. Buru2 aku berlari ke tempat itu. Naasnya karena begitu bernafsu aku menabrak seorang cowok yang berjalan ke arah berlawanan dari ku. Semua makanan ku tumpah kebajunya. Aku benar2 ceroboh. Aku minta maaf pada pria itu. Dia tersenyum pada ku dan berkata tak apa2.

30 Mei 2011
Semenjak kejadian di kantin itu. Aku jadi malu bila berpapasan dengan cowok itu. Apalagi dia seniorku di kampus. Terkadang aku akan bersembunyi bila bertemu dengannya. Entah kenapa sejak kejadian itu pula aku merasa dimanapun aku berada pasti aku selalu menemui kakak itu. Hingga aku selalu mencoba untuk menutup muka kalau2 dia melihatku.

Di perpus seorang diri lagi. Orin masih sibuk pula dengan organisasinya. Tapi aku mulai terbiasa juga. Lagi pula aku tak munkin selalu mengikuti Orin. Kepentingan kami pun sekarang berbeda. Jadi aku bisa memakluminya. Aku memilih2 buku, aku membutuhkan sebuah buku tentang design grafis karena minggu depan akan ada kuis tentang mata kuliah tersebut. Saat aku akan menarik buku itu dari rak ternyata dari arah yang berlawanan seseorang pun akan mengabil buku tersebut. Kami saling tarik menarik. Aku tak mau kalah, begitupun dia. Ku keluarkan segala tenaga yg ada, namun orang tersebut melepasnya dengan sengaja. Alhasil aku terjatuh kebelakang dan buku tersebut ikut jatuh bersamaan dengan ku. Aku meringis kesakitan. Saat ku coba berdiri, kakak yg tempo hari ku tabrak di kantin itu sedang bediri tepat di depanku. Aku tak mungkin bisa lari bersembunyi. Dia mengulurkan tanganya untuk membantuku. Aku membalasnya. Ternyata orang yang tadi berebut buku dengan ku adalah cow ini. Aku dan dia berkenalan. Namanya Edo. Dia meminta maaf pada ku karena sudah membuat ku terjatuh. Aku hanya tersenyum menanggapi permintaan maafnya.

Malam ini aku tak tahu mengapa perasaan ku begitu bahagia. Apa karena kejadian tadi siang. Saat mengingat nya pun tak terasa aku akan senyum2 sendiri. Ponsel berbunyi. Dari kak Edo. Dia mengajak ku untuk ngedate. Spontan aku berteriak begitu bahagia. Orin yang sedang menggosok baju terkejut melihat aku berteriak layaknya orang gila. Aku menceritakanya bahwa malam ini seseorang akan mengajaku kencan. Tiba2 Orin berhenti dari pekerjaanya dan pergi keluar. Aku tak menghiraukanya. Aku masih saja berteriak2 kesenangan.

Sepulang dari berkencan bersama kak Edo, aku mendapati Orin sudah tertidur pulas di atas ranjangnya. Ponselku berbunyi. Ternyata dari kak Edo. Dia mengucapkan met tidur pada ku. Aku tertawa kecil, agar tidur Orin tak terganggu.

9 Juni 2011
Sejak aktif di organisasi. Aku jarang sekali bersama orin lgi. Aku lebih menghabiskan waktu ku bersama kak Edo. Meskipun bertemu dengan Orin itu hanya  saat mata kuliah yang sama. Selesai kuliahpun dia tak ada waktu lagi bersama untuk ketempak yang biasa kami sering kunjungi waktu semester 1. Dia juga jarang berada di kosan. Dia selalu pulang larut malam. Mungkin teralalu banyak tugas yang harus dikerjakan juga. Kami juga jarang sekali terlibat percakapan yang panjang. Karena aku bisa melihat keletihan yg terpancar di wajahnya. Saat pagi haripun aku sudah mendapatinya tiada. Dan seperti biasa dia hanya meningglkan pesan singkat melalui kertas. Atau jika dia harus benar2 larut malam plg ke kos. Dia akan mengirim sms ke ponselku. Karena kesibukkan nya aku jadi enggan untuk mengajaknya bercanda lagi. Dia terlihat begitu serius. Yahhh tak seperti dulu. Saat hari minggupun saat dia berada di kos. Dia akan tetap diam dan menyapa jika tak ada kata2 yang penting. Aku mulai menyadari. Kini Orin yang dulu ku kenal sudah tiada.

Pernah suatu ketika saat aku membeli makanan kesukaaan kami. Aku mencoba  menawarinya untuk makan bersamaka ku. Namun aku begitu sakit saat dia membentaku dengan kata2 kasar. “sudah makan saja sendiri, aku belum lapar. Lagian tugas ku banyak.” Sejak itu aku tak pernah lagi menwarinya untuk makan bersama. Saat di kampuspun, dia juga bersikap tak kenal denganku meski kita berpapasan sekalipun. Apalagi saat dia melihatku bersama kak Edo. Ada tatapan tak suka dari matanya.

Malam itu aku memberanikan diri untuk menanyai tentang semua perubahan sikap nya pada ku. Tapi dia justru tak menanggapi pertanyaaan ku. Bahkan yang membuat aku lebih dan lebih sakit lagi sakit dia justru mengeraskan suara musik dari HP seolah2 tak menganggapku. Akhirnya aku tak kuasa membendung amarah ku, ku ambil HP nya dan dan ku lempar keluar jendela. Orin terlihat terkejut melihat HP nya yang ku buang. Lalu dia berdiri dihadapanku. Lalu menamparku dengan keras. Aku shock. Air mata jatuh tak terbendung. Dia mengambil HP nya yang ku buang, lalu pergi dengan membanting pintu kamar sekuat tenaga.

20 Juni 2012
Semenjak kejadian malam itu. Dia tak pernah lagi pulang ke kosan. Aku pun jarang sekali melihatnya di kampus. dia juga sekarang berani untuk bolos kuliah. Beberapa mata kuliah yang  memang aku sekelas denganya, tak sekalipun aku melihatnya masuk ke kelas. Aku benar2 merasa bersalah. Ku coba untuk menghibungi ponselnya. Tapi tak bisa. mungkin saja dia ganti nomer karena tak inmgin aku hubungi.

Aku menceritakan semua yang terjadi pada orangtuaku. Mereka hanya berkata pada ku untuk sabar. Aku hanya bisa menangis jika mengingat peristiwa malam itu.  Kamar terasa sepi. Aku mengingat kembali kenangan ku dan dia, saat kita belum bertengkar. Aku ingat juga awal kita berkenalan. Aku benar2 tak bisa melihatnya seperti itu.

Setelah selesai makan malam. Aku ingin menghilangkan rasa sedihku dengan berjalan di alun-alun.  Aku lama tak mengunjungi alun2 semenjak akhir semester satu. Malam itu alun2 yang biasanya rame dikunjungi para muda mudi yang bermalam mingguan. Entah kenapa sepi bak tempat yang baru saja di gusur. Aku yang sedang dirundung rasa sedih tak pula ambil pusing dengan situasinya. Air mata ku tak bisa tertahan. Aku menangis sejadi-jadinya.

Di kampus. Aku masih dengan wajah yang murung. aku merasa tak ingin berangkat ke kampus. Badanku terasa lemah dan lesu. Mungkin karena aku tak makan sejak kemaren sore. Aku hanya minum dan minum air putih. Perutku mulai sakit. Aku ingin BAK. Dan menuju kamar mandi. Luar biasa aku terkejutnya saat ku lihat Orin sedang bercumbu dengan seorang gadis di dalam kamar mandi. Orin terkejut dan menyudahinya saat aku memergokinya. Lalu berlalu pergi bersama gadis itu.

Aku masih saja memikirkan kejadian di WC kampus tadi pagi. Aku benar-benar tak mempercayainya. Mungkinkah Orin seorang yg suka sesama jenis??? Aku semakin penasaran. Aku buka lemarinya.  Ku kelurkan segala isi yang ada di dalamnya. Aku menemukan tumpukan VCD porno begitu banyak di dalam lemarinya. Aku juga menemukan gambar2 porno yang benar2 diluar kewajaran. Dia juga ternyata menyimpan foto ku begitu banyak. Dan aku pun tak tahu kapan dia mengambil foto2 ku tersebut. Dan yang buat ku shock adalah dia mempunyai foto ku yang tak menggunakan pakaian. Aku rasa dia mengambilnya saat aku berada dikamar mandi. Jelas sudah semuanya. Orin suka sesama jenis. Dia membenciku karena aku telah meninggalkanya dengan bersama kak Edo.

21 Agustus 2011
Orin pindah kampus. Begitu pun denganku, aku pindah kos pula. Karena tak bisa hidup dalam kamar seorang diri. Hampir sebulan aku menempati kamar baru ku. Aku mulai bangkit kembali. Sekarang pun aku punya teman dekat yang bisa menemaniku. Meski kadang aku teringat Orin setiap kita terlibat pembicaraan yang lucu. Namun, aku tak seharusnya memikirkanya. Dia sudah bahagia dengan hidupnya sendiri, dan tentunya aku hanya bisa mendoakan kesembuhanya.Biar ini jadi kenanganku. Kenangan yang takkan pernah ku lupakan.


0 komentar:

Posting Komentar

 

Tjatatan-Koe Copyright © 2011 - |- Template created by O Pregador - |- Powered by Blogger Templates