21 Agustus 2010
Arlojiku
menunjukkkan pukul 4.50. Hampir satu jam
aku di terminal, bis jurusan Malang tak kunjung datang. Hari Sudah hampir
gelap. Aku khawatir akan sampai di Malang malam hari. Jarak Surabaya ke Malang
menghabiskan waktu 3 jam. Di tambah lagi dengan macetnya. Yahhhhh pekerjaan
yang paling membosankan adalah “menunggu”. Tapi bersyukur tepat pukul 5.00 bis
jurusan Malang tiba. Akhirnya aku bisa bernafas lega. Cukup sepi juga ternyata
para penumpangnya. Aku mengambil tempat dudk nomor 2 dari depan tepatnya
sebelah jendela. Bis melaju kencang. Ku ambil ponsel dari dalm tasku dan
kukirim sms pada ayah dan ibuku bahwa aku sudah berangkat.
Ada
seseorang yang menggoyang-goyang pundakku. Ternyata aku tertidur. Hmmm tak
terasa. Aku terkejut saat melihat sudah ada seorang wanita yang duduk di
sebelahku. Aku tersenyum padanya dengan agak heran. Ia pun membalas senyumku.
Dia memintaku untuk membayar ongkos pada si kernet bis. Aku rupanya lupa. Hmm
selesai membayar aku menanyakan namanya. Kami pun berkenalan. Namanya Orin.
Parasnya cantik dan cara bicaranya pun lembut. Dia dan aku ternyata punya
tujuan yang sama yaitu Malang. Dan bahagianya lagi dia juga akan berada satu
kampus denganku. Karena kita punya
tujuan yang sama. Akhirnya kita memutuskan untuk mencari kosan bersama-sama.
10 September 2010
Awal
aku masuk kuliah, hari pertamaku masuk di perguruan tinggi. Banyak wajah-wajah
baru yang belum kukenal. Aku bisa menebak bahwa mereka berasal dari berbagai
penjuru daerah yg berbeda-beda dan pastinya dari kelas Ekonomi yang berbeda-beda
pula. Dan hanya Orin lah satu-satunya orang yang baru kukenal. Hingga kemana pun
Orin pergi aku akan mengikutinya. Dimana pun kita selalu bersama-sama. Mungkin
juga karena aku dan Orin punya banyak kesamaan, baik dari tanggal lahir, hobbi,
tempat-tempat yg disukai, makanan favorit, sampai cara makan kami pun sama
yaitu tidak suka menggunakan sendok ketika makan. Aku begitu nyaman berteman
dengannya. Tidak hanya baik dia juga terkadang cukup humoris. Kamar kami pun tak
pernah sepi dari lelucon-leluconnya.
Hari
pertamaku di kampus berlalu begitu cepat. Mungkin karena aku begitu menikmati
dunia baruku. Selesai mandi dan berganti pakaian, aku menghidupkan kompor
untuk memasak mie instant. Ternyata
siang tadi aku melewatkan waktu makan siangku. Hingga malam ini aku benar-benar
merasa kelaparan layaknya orang yang seminggu tak makan. Setelah matang, aku menyantapnya
dengan rakus sampai tak menyadari Orin memperhatikanku sambil menahan tawa. Aku
hanya bisa tersipu malu.
Selesai
makan aku membantu Orin merapikan kamar. Dan saat aku menyapu bagian bawah
ranjang tidur kami, kecoa muncul dan berlari ke arahku. Aku berteriak-teriak
ketakuatan. Orin lagi-lagi tertawa melihat sikapku. Tapi bersyukurnya meski menertawaiku Orin membantuku
membunuh kecoa itu. Ia benar-benar layaknya Wonder Women bagiku. Selalu saja
bisa berubah menjadi sesuatu pada saat-saat darurat. Haha
16 Januari 2011
Semester
pertama hampir berakhir. Tinggal 2 minggu lagi aku akan menghadapi ujian akhir.
Selama hampir satu semester ini pun aku selalu berada satu kelas dengan Orin. Ternyata
Orin juga salah satu mahasiswa pintar di kelas. Tidak hanya pintar dalam
berbicara, dia juga pintar dalam menyelasaikan problematika yang ada dalam
matakuliah. Dan dia begitu menonjol dalam bidang desaign grafis, mungkin karena
itu jurusan kami, jadi tak heran jika ia menguasai bidang tersebut. Orin juga
aktif dalam organisasi. Kepiawaiannya dalam membawakan sesuatu membuatnya
terpilih sebagai ketua BEM (Badan Eksekutif Mahasiswa). Yahhh kalau di Indonesia
kita bisa bilang semacam DPR lah. Jadi meski masih semester satu nama Orin
begitu terkenal. Siapa yang tak kenal nama Orin. Berbeda denganku justru aku
adalah kebalikan dari popularitas Orin yaitu menjadi Orang Cupu.
Ujian
berlangsung. Aku selalu duduk di sebelah Orin. Dia juga selalu nyaman ketika
aku duduk di sampingnya. Meski dia tau aku akan minta jawaban padanya. Yahhh
istilah lainya nyontek gitu. Tapi dia memberikanya dengan Cuma-cuma. Wahh
benar-benar gak nyesel bisa kenal dia. Hasil ujianku pun alhamdulillah
memuaskan meski tak seperti Orin dengan nilai IP 4. Tapi aku tetap bahagia
mendapatkan IP 3,4. Karena menurut ku IP 3 sudah lebih dari cukup untukku.
Setelah hasil ujian kami dapat. Aku dan Orin pulang ke kampung kita
masing-masing.
12 Maret 2011
Semester
dua. Setelah libur kurang lebih satu
bulan, ternyata memberikan ku rasa begitu rindu pada Orin. Saat sampai di kamar
kos ku pun aku belum melihat Orin. Karena perjalanan yang lumayan lama, ternyata
aku merasan lelah yang luar biasa. Di tinggal selama satu bulan ternyata
membuat kamarku ini penuh debu. Namun aku memutuskan untuk tiduur sejenak untuk
menghiolangkan rasa lelahku.
Selesai
membersihkan kamar dan menata semua barang2 ku. Lalu HP ku berdering. Sms dari
Orin. Dia bilang dia nanti sore akan sudah berada di Malang. Hmmm ternyta
dia agak telat datangya dari ku. Selesai
mandi dan makan, aku membaca buku sambil mendengarkan musik. Sore itu benar , Orin
tiba. Dari kejauhan dia meneriaki namaku. Akupun membalasnya. Saat dia sampai
di kamar, kami berpelukan untuk melepaskan rindu. Aku begitu senang karena Orin
membawa banyak makanan. Wajarlah dia adalah berasal dari orang yang berada.
Uang jajanyapun setiap bulanya jauh berbeda denganku. Yahh kurang lebih 3x
lipatnya dari uang sakuku. Tapi dia tak pernah sombong atau pelit. Justru saat
aku tidak punya uang atau kehabisan uang dan orang tuaku belum mengirimi aku,
dia akan memberiakanya kepda ku dengan tanpa minta aku mengembalikanya. Hmmmm. Setelah
itu Orin mengajaku makan. Terpaksa aku makan lagi walau pun aku sudah makan.
Sambil makan kami saling bertukar cerita selama liburan. Canda tawa juga
menyertai cerita kami.
Aku
agak terlambat bangun. Dan sudah tak melihat Orin di kamar. Dia hanya meninggalkan
sebuah pesan yang ia tulis di kertas. Bahwa iya harus ke kampus lebih awal
karena adanya rapat anggaota BEM. Aku bisa memakluminya. Aku pun beranjak dari
tempat tidurku dan bergegas ke kamar mandi.
Di
kampus, aku sedikit kesepian. Karena hari ini Orin izin tidak masuk kelas
karena ada acara pengrekrutan mahasiswa berprestasi. aku yang tentu tak
mengikuti acara tersebut memilih pergi
ke kantin untuk mengisi perut ku. Setelah memesan makanan dan membayarnya, aku
mencari tempat yang nyaman. Mata ku mencari2 kursi yang kosong. Tapi belum ku
temukan. Begitu ramainya kantin hingga aku tak bisa menemukan kursi kosong.
Syukurnya aku menemukan kursi kosong paling belakang dan paling pojok di
ruangan itu. Buru2 aku berlari ke tempat itu. Naasnya karena begitu bernafsu
aku menabrak seorang cowok yang berjalan ke arah berlawanan dari ku. Semua
makanan ku tumpah kebajunya. Aku benar2 ceroboh. Aku minta maaf pada pria itu.
Dia tersenyum pada ku dan berkata tak apa2.
30 Mei 2011
Semenjak
kejadian di kantin itu. Aku jadi malu bila berpapasan dengan cowok itu. Apalagi
dia seniorku di kampus. Terkadang aku akan bersembunyi bila bertemu dengannya. Entah
kenapa sejak kejadian itu pula aku merasa dimanapun aku berada pasti aku selalu
menemui kakak itu. Hingga aku selalu mencoba untuk menutup muka kalau2 dia
melihatku.
Di perpus
seorang diri lagi. Orin masih sibuk pula dengan organisasinya. Tapi aku mulai
terbiasa juga. Lagi pula aku tak munkin selalu mengikuti Orin. Kepentingan kami
pun sekarang berbeda. Jadi aku bisa memakluminya. Aku memilih2 buku, aku
membutuhkan sebuah buku tentang design grafis karena minggu depan akan ada kuis
tentang mata kuliah tersebut. Saat aku akan menarik buku itu dari rak ternyata
dari arah yang berlawanan seseorang pun akan mengabil buku tersebut. Kami
saling tarik menarik. Aku tak mau kalah, begitupun dia. Ku keluarkan segala
tenaga yg ada, namun orang tersebut melepasnya dengan sengaja. Alhasil aku
terjatuh kebelakang dan buku tersebut ikut jatuh bersamaan dengan ku. Aku
meringis kesakitan. Saat ku coba berdiri, kakak yg tempo hari ku tabrak di
kantin itu sedang bediri tepat di depanku. Aku tak mungkin bisa lari
bersembunyi. Dia mengulurkan tanganya untuk membantuku. Aku membalasnya.
Ternyata orang yang tadi berebut buku dengan ku adalah cow ini. Aku dan dia
berkenalan. Namanya Edo. Dia meminta maaf pada ku karena sudah membuat ku
terjatuh. Aku hanya tersenyum menanggapi permintaan maafnya.
Malam
ini aku tak tahu mengapa perasaan ku begitu bahagia. Apa karena kejadian tadi
siang. Saat mengingat nya pun tak terasa aku akan senyum2 sendiri. Ponsel
berbunyi. Dari kak Edo. Dia mengajak ku untuk ngedate. Spontan aku berteriak
begitu bahagia. Orin yang sedang menggosok baju terkejut melihat aku berteriak
layaknya orang gila. Aku menceritakanya bahwa malam ini seseorang akan
mengajaku kencan. Tiba2 Orin berhenti dari pekerjaanya dan pergi keluar. Aku
tak menghiraukanya. Aku masih saja berteriak2 kesenangan.
Sepulang
dari berkencan bersama kak Edo, aku mendapati Orin sudah tertidur pulas di atas
ranjangnya. Ponselku berbunyi. Ternyata dari kak Edo. Dia mengucapkan met tidur
pada ku. Aku tertawa kecil, agar tidur Orin tak terganggu.
9 Juni 2011
Sejak
aktif di organisasi. Aku jarang sekali bersama orin lgi. Aku lebih menghabiskan
waktu ku bersama kak Edo. Meskipun bertemu dengan Orin itu hanya saat mata kuliah yang sama. Selesai kuliahpun
dia tak ada waktu lagi bersama untuk ketempak yang biasa kami sering kunjungi
waktu semester 1. Dia juga jarang berada di kosan. Dia selalu pulang larut
malam. Mungkin teralalu banyak tugas yang harus dikerjakan juga. Kami juga
jarang sekali terlibat percakapan yang panjang. Karena aku bisa melihat
keletihan yg terpancar di wajahnya. Saat pagi haripun aku sudah mendapatinya
tiada. Dan seperti biasa dia hanya meningglkan pesan singkat melalui kertas.
Atau jika dia harus benar2 larut malam plg ke kos. Dia akan mengirim sms ke
ponselku. Karena kesibukkan nya aku jadi enggan untuk mengajaknya bercanda lagi.
Dia terlihat begitu serius. Yahhh tak seperti dulu. Saat hari minggupun saat
dia berada di kos. Dia akan tetap diam dan menyapa jika tak ada kata2 yang
penting. Aku mulai menyadari. Kini Orin yang dulu ku kenal sudah tiada.
Pernah
suatu ketika saat aku membeli makanan kesukaaan kami. Aku mencoba menawarinya untuk makan bersamaka ku. Namun
aku begitu sakit saat dia membentaku dengan kata2 kasar. “sudah makan saja
sendiri, aku belum lapar. Lagian tugas ku banyak.” Sejak itu aku tak pernah
lagi menwarinya untuk makan bersama. Saat di kampuspun, dia juga bersikap tak
kenal denganku meski kita berpapasan sekalipun. Apalagi saat dia melihatku
bersama kak Edo. Ada tatapan tak suka dari matanya.
Malam
itu aku memberanikan diri untuk menanyai tentang semua perubahan sikap nya pada
ku. Tapi dia justru tak menanggapi pertanyaaan ku. Bahkan yang membuat aku
lebih dan lebih sakit lagi sakit dia justru mengeraskan suara musik dari HP
seolah2 tak menganggapku. Akhirnya aku tak kuasa membendung amarah ku, ku ambil
HP nya dan dan ku lempar keluar jendela. Orin terlihat terkejut melihat HP nya
yang ku buang. Lalu dia berdiri dihadapanku. Lalu menamparku dengan keras. Aku
shock. Air mata jatuh tak terbendung. Dia mengambil HP nya yang ku buang, lalu
pergi dengan membanting pintu kamar sekuat tenaga.
20 Juni 2012
Semenjak
kejadian malam itu. Dia tak pernah lagi pulang ke kosan. Aku pun jarang sekali
melihatnya di kampus. dia juga sekarang berani untuk bolos kuliah. Beberapa
mata kuliah yang memang aku sekelas
denganya, tak sekalipun aku melihatnya masuk ke kelas. Aku benar2 merasa
bersalah. Ku coba untuk menghibungi ponselnya. Tapi tak bisa. mungkin saja dia
ganti nomer karena tak inmgin aku hubungi.
Aku
menceritakan semua yang terjadi pada orangtuaku. Mereka hanya berkata pada ku
untuk sabar. Aku hanya bisa menangis jika mengingat peristiwa malam itu. Kamar terasa sepi. Aku mengingat kembali
kenangan ku dan dia, saat kita belum bertengkar. Aku ingat juga awal kita
berkenalan. Aku benar2 tak bisa melihatnya seperti itu.
Setelah
selesai makan malam. Aku ingin menghilangkan rasa sedihku dengan berjalan di
alun-alun. Aku lama tak mengunjungi
alun2 semenjak akhir semester satu. Malam itu alun2 yang biasanya rame
dikunjungi para muda mudi yang bermalam mingguan. Entah kenapa sepi bak tempat
yang baru saja di gusur. Aku yang sedang dirundung rasa sedih tak pula ambil
pusing dengan situasinya. Air mata ku tak bisa tertahan. Aku menangis
sejadi-jadinya.
Di
kampus. Aku masih dengan wajah yang murung. aku merasa tak ingin berangkat ke
kampus. Badanku terasa lemah dan lesu. Mungkin karena aku tak makan sejak
kemaren sore. Aku hanya minum dan minum air putih. Perutku mulai sakit. Aku
ingin BAK. Dan menuju kamar mandi. Luar biasa aku terkejutnya saat ku lihat
Orin sedang bercumbu dengan seorang gadis di dalam kamar mandi. Orin terkejut
dan menyudahinya saat aku memergokinya. Lalu berlalu pergi bersama gadis itu.
Aku
masih saja memikirkan kejadian di WC kampus tadi pagi. Aku benar-benar tak
mempercayainya. Mungkinkah Orin seorang yg suka sesama jenis??? Aku semakin
penasaran. Aku buka lemarinya. Ku
kelurkan segala isi yang ada di dalamnya. Aku menemukan tumpukan VCD porno
begitu banyak di dalam lemarinya. Aku juga menemukan gambar2 porno yang benar2
diluar kewajaran. Dia juga ternyata menyimpan foto ku begitu banyak. Dan aku
pun tak tahu kapan dia mengambil foto2 ku tersebut. Dan yang buat ku shock
adalah dia mempunyai foto ku yang tak menggunakan pakaian. Aku rasa dia mengambilnya
saat aku berada dikamar mandi. Jelas sudah semuanya. Orin suka sesama jenis.
Dia membenciku karena aku telah meninggalkanya dengan bersama kak Edo.
21 Agustus 2011
Orin
pindah kampus. Begitu pun denganku, aku pindah kos pula. Karena tak bisa hidup
dalam kamar seorang diri. Hampir sebulan aku menempati kamar baru ku. Aku mulai
bangkit kembali. Sekarang pun aku punya teman dekat yang bisa menemaniku. Meski
kadang aku teringat Orin setiap kita terlibat pembicaraan yang lucu. Namun, aku
tak seharusnya memikirkanya. Dia sudah bahagia dengan hidupnya sendiri, dan
tentunya aku hanya bisa mendoakan kesembuhanya.Biar ini jadi kenanganku.
Kenangan yang takkan pernah ku lupakan.
0 komentar:
Posting Komentar