Sesungguhnya
orang-orang yang bertakwa bila mereka ditimpa was-was dari syaitan,
mereka ingat kepada Allah, maka ketika itu juga mereka melihat
kesalahan-kesalahannya. (Al A’raaf 201)
Hati
manusia bagaikan benteng sedangkan syetan adalah musuh yang senantiasa
mengintai untuk menguasai benteng tersebut. Kita tidak bisa menjaga
benteng kalau tidak melindungi atau menjaga/menutup pintu-pintu masuknya
syetan ke dalam hati.
Hati
manusia bagaikan benteng sedangkan syetan adalah musuh yang senantiasa
mengintai untuk menguasai benteng tersebut. Kita tidak bisa menjaga
benteng kalau tidak melindungi atau menjaga/menutup pintu-pintu masuknya
syetan ke dalam hati.
Kalau
kita ingin memiliki kemampuan untuk menjaga pintu agar tidak diserbu
syetan, kita harus mengetahui pintu-pintu mana saja yang dijadikan
syetan sebagai jalan untuk menguasai benteng tsb. Melindungi hati dari
gangguan syetan adalah wajib oleh karena itu mengetahui pintu masuknya
syetan itu merupakan syarat untuk melindungi hati kita maka kita
diwajibkan untuk mengetahui pintu-pintu mana saja yang dijadikan jalan
untuk menguasi hati manusia.
Pintu
tempat masuknya syetan adalah semua sifat kemanusiaan manusia yang
tidak baik. Berarti pintu yang akan dimasuki syetan sebenrnya sangat
banyak, Namun kita akan membahas pintu-pintu utama yang dijadikan
prioritas oleh syetan untuk masuk menguasai manusia. Di antara
pintu-pintu besar yang akan dimasuki syetan itu adalah:
1. Marah
Marah
adalah kalahnya tentara akal oleh tentara syetan. Bila manusia marah
maka syetan bisa mempermainkannya seperti anak-anak mempermainkan
kelereng atau bola. Orang marah adalah orang yang sangat lemah di
hadapan syetan.
2. Hasad
Manusia bila haus dan tamak menginginkan sesuatu dari orang lain maka ia akan menjadi buta. Rasulullah bersabda: ”Cintamu terhadap sesuatu bisa menjadikanmu buta dan tuli”
Mata
yang bisa mengenali pintu masuknya syetan akan menjadi buta bila
ditutupi oleh sifat hasad dan ketamakan sehingga tidak melihat. Saat
itulah syetan mendapatkan kesempatan untuk masuk ke hati manusia
sehingga orang itu mengejar untuk menuruti syahwatnya walaupun jahat.
3. Perut kenyang Rasa kenyang menguatkan syahwat yang menjadi senjata syetan.
Dalam satu riwayat disebutkan bahwa Iblis pernah menampakkan diri di hadapan Nabi Yahya bin Zakariyya a.s. Beliau melihat pada syetan beberapa belenggu dan gantungan pemberat untuk segala sesuatu seraya bertanya.
Yahya: Wahai iblis belenggu dan pemberat apa ini?
Syetan menjawab: Ini adalah syahwat yang aku gunakan untuk menggoda anak cucu Adam.
Yahya bertanya: Apa hubungannya pemberat ini dengan manusia?
Syetan menjawab: Bila kamu kenyang maka aku beri pemberat sehingga engkau enggan untuk sholat dan dzikir.
Yahya bertanya lagi: Apa lainnya?
Tidak ada! Jawab syetan.
Kemudian Nabi Yahya berkata: Demi Allah aku tidak akan mengenyangkan perutku dengan makanan selamanya.
Iblis berkata: Demi Allah saya tidak akan memberi nasehat pada orang muslim selamanya.
Kebanyakan makan mengakibatkan munculnya enam hal tercela:
– Menghilangkan rasa takut kepada Allah dari hatinya.
– Menghilangkan rasa kasih sayang kepada makhluk lain karena ia mengira bahwa semua makhluk sama kenyangnya dengan dirinya.
– Mengganggu ketaatan kepada Allah
– Bila mendengarkan ucapan hikmah ia tidak mendapatkan kelembutan
– Bila ia bicara tentang ilmu maka pembicaraannya tidak bisa menembus hati manusia.
– Akan terkena banyak penyakit jasmani dan rohani
4. Cinta perhiasan dan perabotan rumah tangga
Bila
syetan melihat hati orang yang sangat mencintai perhiasan dan perabotan
rumah tangga maka iblis bertelur dan beranak dan menggodanya untuk
terus berusaha melengkapi dan membaguskan semua perabotan rumahnya,
menghiasi temboknya, langit-langitnya dst. Akibatnya umurnya habis
disibukkan dengan perabotan rumah tangga dan melupakan dzikir kepada
Allah.
5. Tergesa-gesa dan tidak melakukan receck
Rasulullah pernah bersabda: Tergesa-gesa termasuk perbuatan syetan dan hati-hati adalah dari Allah SWT. Allah berfirman: “Manusia diciptakan tergesa-gesa” dalam ayat lain ditegaskan: “Sesungguhnya manusia itu sangat tergesa-gesa”.
Mengapa kita dilarang tergesa-gesa? Semua perbuatan harus dilakukan
dengan pengetahuan dan penglihatan mata hati. Penglihatan hata hati
membutuhkan perenungan dan ketenangan. Sedangkan tergesa-gesa
menghalangi itu semua. Ketika manusia tergesa-gesa dalam melakukan
kewajiban maka syetan menebarkan kejahatannya dalam diri manusia tanpa
disadari.
6. Mencintai harta Kecintaan terhadap uang dan semua bentuk harta akan menjadi alat hebat bagi syetan.
Bila
orang memiliki kecintaan kuat terhadap harta maka hatinya akan kosong.
Kalau dia mendapatkan uang sebanyak satu juta di jalan maka akan muncul
dari harta itu sepuluh syahwat dan setiap syahwat membutuhkan satu juta.
Demikianlah orang yang punya harta akan merasa kurang dan menginginkan
tambahan lebih banyak lagi.
7. Ta’assub bermadzhab dan meremehkan kelompok lain.
Orang
yang ta’assub dan memiliki anggapan bahwa kelompok lain salah sangat
berbahaya. Orang yang demikian akan banyak mencaci maki orang lain.
Meremehkan
dan mencaci maki termasuk sifat binatang buas. Bila syetan menghiasi
pada manusia bahwa taassub itu seakan-akan baik dan hak dalam diri orang
itu maka ia semakin senang untuk menyalahkan orang lain dan
menjelekkannya.
8. Kikir dan takut miskin.
Sifat
kikir ini mencegah seseorang untuk memberikan infaq atau sedekah dan
selalu menyeru untuk menumpuk harta kekayaan dan siksa yang pedih adalah
janji orang yang menumpuk harta kekayaan tanpa memberikan haknya kepada
fakir miskin. Khaitsamah bin Abdur Rahman pernah berkata: Sesungguhnya
syaitan berkata: Anak cucu Adam tidak akan mengalahkanku dalama tiga hal
perintahku: Aku perintahkan untuk mengambil harta dengan tanpa hak,
menginfakkannya dengan tanpa hak dan menghalanginya dar hak kewajibannya
(zakat).
Sufyan
berkata: Syetan tidak mempunyai senjata sehebat senjata rasa takutnya
manusia dari kemiskinan. Apabila ia menerima sifat ini maka ia mengambil
harta tanpa hak dan menghalanginya dari kewajiban zakatnya.
9. Memikirkan Dzat Allah
Orang
yang memikirkan dzat Allah tidak akan sampai kepada apa yang
diinginkannya ia akan tersesat karena akal manusia tidak akan sampai
kesana. Ketika memikirkan dzat Allah ia akan terpeleset pada kesyirikan.
10. Suudzon terhadap orang Islam ghibah.
Allah berfirman dalam Surat Al Hujuroot 12 sbb.: Artinya: Hai
orang-orang yang beriman, jauhilah kebanyakan dari prasangka,
sesungguhnya sebagian prasangka itu adalah dosa dan janganlah kamu
mencari-cari kesalahan orang lain dan janganlah sebahagian kamu
menggunjing sebahagian yang lain. Sukakah salah seorang di antara kamu
memakan daging saudaranya yang sudah mati? Maka tentulah kamu merasa
jijik kepadanya. Dan bertakwalah kepada Allah. Sesungguhnya Allah Maha
Penerima taubat lagi Maha Penyayang.
Rasulullah pernah bersabda: Jauhillah tempat-tempat yang bisa memunculkan prasangka buruk.
Kalau
ada orang yang selalu suudzdzon dan selalu mencari cela orang lain maka
sebenarnya ia adalah orang yang batinnya rusak. Orang mukmin senantiasa
mencari maaf dan ampunan atetpi orang munafik selalu mencari cela orang
lain.
Itulah sebagian pintu-pintu masuknya syetan untuk menguasai benteng hatinya.
Kalau
kita teliti secara mendetail kita pasti tidak akan mempu menghitus
semua pintu masuknya syetan ke dalam hati manusia Sekarang bagiamana
solusi dari hal ini? Apakah cukup dengan zikrullah dan mengucapkan
“Laa haula wa laa quwwata illa billah”? ketahuilah bahwa upaya untuk
membentengi hati dari masuknya serbuan syetaan adalah dengan menutup
semua pintu masuknya syetan dengan membersihkan hati kita dari
sifat-sifat tercela yang disebutkan di atas.
Bila
kita bisa memutuskan akar semua sifat tercela maka syetan mendapatkan
berbagai halangan untuk memasukinya ia tidak bisa menembus ke dalam
karena zikrullah. Namun perlu diketahui bahwa zikir tidak akan kokh di
hati selagi hati belum dipenuhi dengan ketakwaan dan dijauhkan dari
sifat-sifat tercela. Bila orang yang hatinya mamsih diliputi oleh akhlak
tercela maka zikrullah hanyalah omongan jiwa yang tidak menguasai hati
dan tidak akan mampu menolak kehadiran syetan.
Oleh sebab itu Allah berfirman: Sesungguhnya
orang-orang yang bertakwa bila mereka ditimpa was-was dari syaitan,
mereka ingat kepada Allah, maka ketika itu juga mereka melihat
kesalahan-kesalahannya. (Al A’raaf 201)
0 komentar:
Posting Komentar